Overwhelmed. Can’t thinking straight. Losing focus.
I hate this kind of me.
Come on Dhal!
Overwhelmed. Can’t thinking straight. Losing focus.
I hate this kind of me.
Come on Dhal!
As we walk ourselves into life, we’ll find a lot of new things that got us feel hundred kinds of emotions.
Disappointment, it’s one of them.
When we were child (not all child but most of them), we went mad easily, moan to our parent, to everyone, about anything that got us unhappy. And everyone around us, with high feeling of understanding, they accepted us.
Still in the beginning of 2017. The hype is still felt. A bunch of resolutions still floating clearly in mind, give spirit to people who believe in it. Yet I’m here, contemplating about my self, debating wrong and right over everything I’ve done, all the things I usually do.
…
Feel like something’s not right. But what’s wrong with my self? I don’t find anything wrong.
I love my family, and they love me so.
I can still laugh with my besties.
Hari ini, 1 Januari 2017, menandai awal dari tahun yang baru, tahun 2017. Berbagai keinginan, harapan, impian, dan do’a terucap. Miliaran resolusi diapungkan oleh 7 miliar manusia yang hidup di dunia. Beragam. Setiap orang memiliki keinginannya masing-masing. Tapi semuanya bisa dirangkum menjadi satu: Ingin tahun ini lebih baik dari tahun yang lalu.
<!–more–>
Begitu pula saya. Saya pun begitu, memiliki harapan-harapan untuk hari esok yang lebih baik. Tapi, bukan karena hari ini adalah hari pertama di 2017, bukan. Saya bukan manusia bertema yang karena ada suatu momen khusus jadi membuat saya mencanangkan sesuatu. Bukan. Basically, buat saya semua hari adalah sama (kecuali Hari Raya), dan prinsip setiap hari di dalam hidup adalah: menjadi lebih baik dari hari kemarin.
Yaa, pokoknya, semoga kita semua bisa seperti itu. Dan secara keseluruhan, berarti 2017 menjadi tahun yang lebih baik dari 2016.
Terkait dengan 2016. Ada banyak hal yang mengusik pikirn saya sesungguhnya. Yang selalu menggelitik saya untuk menyuarakan ide-ide saya di dalam blog saya ini. Namun, seringkali ide tersebut menguap dan hilang, atau lebih tepatnya keinginan untuk menuliskan hal tersebut telah menjadi hilang. Yaa itulah sebabnya mengapa frekuensi menulis saya di blog ini menurun. Keengganan untuk menulis itu selalu hilang saat saya mulai menuliskannya. Namun sekarang, saya berniat untuk menuliskan ide-ide itu semua. Tujuannya apa? Supaya apa yang menggantung di 2016 lalu bisa saya tuntaskan untuk dituliskan di sini, tidak saya bawa-bawa hingga 2017 ke depan.
Indonesia hari ini.
Kemajun teknologi dewasa ini membuat perubahan di berbagai aspek di kehidupan. Salah satunya adalah aliran informasi sekarang bisa mengalir deras dan diakses oleh siapa saja di mana saja hanya bermodalkan suatu sosial media. Saat ini semua orang bisa berpendapat seenaknya dan berkreasi sesuai dengan apa yang diinginkan.
Namun, di pandanganku Indonesia-ku hari ini adalah seperti berikut,
Cenderung reaktif daripada aktif. Tidak berbicara memberi solusi, hanya bisa mengkritik saat ada yang berkreasi.
“.. Aku lah yang paling benar. Termasuk keyakinanku. Semua yang tidak sama denganku adalah salah.”
Mementingkan kepentingan kelompok atau golongan di atas kepentingan bersama.
Merasa tau segalanya, padahal (kalau pun mengkaji) baru mengkaji kulitnya saja.
Banyak bicara daripada mendengar.
Toleransi dan tenggang rasa semakin terkikis.
Senang mengkotak-kotakkan orang.
Sampai situ dulu yang mau saya sampaikan. Akan saya lanjutkan pada kicauan saya berikutnya terkait Indonesia, Negeri Tercintaku ini 🙂
Ketika kau sudah mengetik, lalu kamu ketiduran.
Dan saat terbangun, apa yang telah ditulis sudsh tidak relevan lagi.
Lucu.
Nantikan tulisan berikutnya segera hari ini!