Satu Yang Tak Bisa Kembali: Waktu

Kekayaan, materi, ketenaran, itu semua bisa kita kejar. Bisa kita dapatkan kembali seandainya sewaktu-waktu itu menghilang.
Tapi satu hal yang terus berjalan tanpa mempedulikan apa kah kita terus bergerak atau diam saja adalah: WAKTU.
Dari dulu sampai sekarang, sekarang hingga ke depannya, sampai kapan pun waktu yang kita miliki akan terus 24 jam setiap harinya. Waktu yang udah dilewatkan, ga bakalan bisa balik lagi. Ga bakalan bisa diakumulasiin di depan buat dipake lagi. Ga bakal bisa.
Dan menilik pada pengalaman yang baru aja terjadi nih, tim basket kalah di Forsi (baca: Close, But Not Close Enough)

, di situ saya menyadari betapa waktu satu detik pun berharga banget.
Every seconds count.
Satu detik bisa merubah segalanya.
Bukan cuma di basket, tapi di semua hal juga.
Pernah kah kalian denger ini?
“Jika kau ingin tau makna dari 1 tahun, maka tanyakan lah kepada orang yang gagal ujian, lalu mengulangnya lagi tahun depan.

Jika kau ingin tau makna dari satu per sekian detik, tanyakan lah pada pembalap F1 yang gagal juara dunia karena telat sepersekian detik di pit.”

Well, begitu lah. Waktu layaknya permata. Sangat bernilai. Bagaikan pedang. Bisa menyerang balik kita. Dan bagaikan lubang hitam. Bisa menjerumuskan.
What will you choose? Manfaatkan waktu sebaik-baiknya kah, atau mau terus menerus tertinggal oleh waktu yang terus berlari ke depan.

Time flies so fast. Maybe too fast. Let’s catch them up.

CLOSE, BUT NOT CLOSE ENOUGH

“Almost is never enough.”

Well, baru saja saya merasakan kekalahan. Kekalahan yang amat sangat mengecewakan. Kenapa sangat kecewa? Soalnya udah hampir menang. Iya, hampir.
Hmm. Jadi tim basket FK kan lagi mengarungi kompetisi yang dinamakan FORSI. Jadi FORSI itu adalah pesta olahraga dan seni seluruh fakultas se-UNPAD. Nah, tadi tim basket putra FK menjalani pertandingan penentuan, apa kah bakal lolos group apa engga. Dan lawan yang harus kami hadapi adalah FMIPA. Secara statistik FK dan FMIPA relatif ada di level kekuatan yang sama. Optimisme menjulang tinggi. Terlebih kami selalu mengakhiri kuarter tanpa tertinggal. Kami selalu unggul atas mereka sepanjang pertandingan. Berbagai instruksi dari Pampam kami telan, kami telaah, dan kami terapkan.

image

(Pampam ngasih instruksi di tengah pertandingan)
Kami di atas angin, kami unggul. Hingga tiba-tiba.. Saya gagal survive. Engkel saya cedera.. Itu di kuarter 4 dengan sisa waktu kurang dari 15 detik lagi loh. Dengan skor 32-31 untuk FK, dan FK sedang ada di posisi yang menguntungkan karena mendapat free throw 2x.
Jadilah saya diganti karena coach menilai engkel saya ga bisa dipaksakan lagi. Padahal kalo boleh maksa, saya ga pengen diganti sih hehehe. Dan ternyata, dua kali free throw ga ada yang masuk. Dan ga ada yang dapet rebound. FMIPA langsung fastbreak, ga ada yang bisa ngejar. Masuk deh mereka. Poin. Skor jadi 32-33 untuk FMIPA. Dengan sisa waktu kurang dari 5 detik, kami gagal mengejar. Kalah deh.
Hmm. Kecewa memang. Tapi yasudahlah. Itu sudah terjadi. Hampir sih emang. Tapi dari hasil itu kita jadi tau bahwa hampir itu ga cukup buat bawa kita ke kemenangan. Kita masih jauh buat jadi champion.
Latihan yang lebih keras lagi adalah yang bisa dilakukan untuk menghapus hampir itu dan menghilangkan jarak antara kita dan kemenangan itu. Fight fight fight!
Ga ada yang perlu disesali lagi. Ambil hikmahnya. Dengan kalah ini kita jadi sadar, bahwa kita emang kurang latihan. Kurang effort juga.
Ga usah sedih-sedihan. Kalo mengutip kata kata Coach. D, “Jangan nangis kalo belum ngasih yang terbaik. Di saat lo nangis, lawan lo udah mulai latihan di luar sana.”
Yap, that’s right. Ga ada gunanya buang-buang waktu buat bersedih. Lebih baik pake waktunya buat memperbaiki diri.
Terimakasih, dan semangat terus Tim Basket Putra FK UNPAD. Cheers! 🙂

Tim Basket Putri FK UNPAD – FORSI 2015

Hey. Semangat kalian!
Aku tau kalian udah berusaha keras, tapi ternyata hasil belum berpihak kepada kalian.
Yap, kemarin, 2 Oktober 2015, perjalan tim putri di FORSI ini berakhir sudah. Dua kali kalah dari FKG dan FIKOM memastikan tim putri gagal lanjut ke babak berikutnya. Sedih sih.
Sedih liat kalian udah berusaha, tapi belum dapet hasil yang diharapkan. Hmm.
Tapi di satu sisi saya melihat ada secercah harapan. Permainan kalian di pertandingan terakhir kuarter 3 & 4 itu adalah permainan terbaik yang pernah saya liat dari kalian. Kalian terus berlari, ga patah semangat, terus passing-passing dan raut wajah kalian tidak menunjukan rasa putus asa.
Di dalam hati saya berkata, ‘Tim ini akan berbuat sesuatu di masa depan.’.
Come on, I believe that’s true! Kalian pemain-pemain hebat yang keunikan tertentu.
image
(Tim Putri Basket FK UNPAD)
Sakina, shooter ulung, covering ball-nya pun oke, mental juga stabil, bisa main di bawah tekanan. Dan nilai paling plus dia menurut saya adalah dia itu penceria.
Ochi, bisa shooting, bisa dribbling dengan speed di atas yg lain, berani drive.
Ririn, berani duel rebound di udara, semangat buat belajar tinggi.
Aan, anak 2015, masih panjang perjalannya. Bisa disandingkan sama Ochi.
Anne, punya gaya shooting dan defense yg khas, ala balet.
Dira, the right man on the right place. Suka scoring dari tempat yang udah Dira banget lah.
Ujun, lincah dan ga takut tabrakan sama orang lain.
Teh Zulfa, postur tinggi, bisa dribbling, bisa drive in. Bisa jadi pemain komplit deh.
Teh Shalva, emosi stabil, berani duel, bisa shooting dan under ring juga.
Teh Iin & Teh Seffie , udah banyak pengalaman. Banyak ilmu yang bisa dikasih.

Tuh, itu tuh baru pemain-pemain yang ikut Forsi. Masih banyak pemain lainnya. Yakin deh, dengan usaha keras dan rasa kekeluargaan yang kita punya, Keluarga Basket FK UNPAD bisa berprestasi di waktu dekat ini. Aamiin.
Fight! 😀