Kekayaan, materi, ketenaran, itu semua bisa kita kejar. Bisa kita dapatkan kembali seandainya sewaktu-waktu itu menghilang.
Tapi satu hal yang terus berjalan tanpa mempedulikan apa kah kita terus bergerak atau diam saja adalah: WAKTU.
Dari dulu sampai sekarang, sekarang hingga ke depannya, sampai kapan pun waktu yang kita miliki akan terus 24 jam setiap harinya. Waktu yang udah dilewatkan, ga bakalan bisa balik lagi. Ga bakalan bisa diakumulasiin di depan buat dipake lagi. Ga bakal bisa.
Dan menilik pada pengalaman yang baru aja terjadi nih, tim basket kalah di Forsi (baca: Close, But Not Close Enough)
, di situ saya menyadari betapa waktu satu detik pun berharga banget.
Every seconds count.
Satu detik bisa merubah segalanya.
Bukan cuma di basket, tapi di semua hal juga.
Pernah kah kalian denger ini?
“Jika kau ingin tau makna dari 1 tahun, maka tanyakan lah kepada orang yang gagal ujian, lalu mengulangnya lagi tahun depan.
…
Jika kau ingin tau makna dari satu per sekian detik, tanyakan lah pada pembalap F1 yang gagal juara dunia karena telat sepersekian detik di pit.”
Well, begitu lah. Waktu layaknya permata. Sangat bernilai. Bagaikan pedang. Bisa menyerang balik kita. Dan bagaikan lubang hitam. Bisa menjerumuskan.
What will you choose? Manfaatkan waktu sebaik-baiknya kah, atau mau terus menerus tertinggal oleh waktu yang terus berlari ke depan.
Time flies so fast. Maybe too fast. Let’s catch them up.