Transformasi 05 ke 08, Solusi Yang Tidak Solutif

Di kota Bandung sejak bulan November ini ada perubahan yang terjadi di dunia trabsportasi publik, tepatnya di angkutan umum (angkot). Trayek angkot 05 dihapuskan, diganti dengan trayek angkot 08 dengan jalur yabg sedikit dimodifikasi.
Sebuah keputusan yang menarik, mengingat angkot 05 ini banyak dikeluhkan oleh orang-orang. Dan keluhannya tuh bermacam-macam. Jalur tidak sesuai, tarif yang dimahalkan, hingga isu premanisme. Puncaknya hingga ada kejadian pemukulan penumpang oleh supir angkot.
Hmm, kalo menilik background-nya, sudah jelas kan yang bermasalah tuh supirnya, bukan angkotnya, bukan juga rutenya.
Pemerintah pun paham akan hal itu. Maka dia menetapkan supir-supir angkot 05 akan disebar ke trayek-trayek lain.
Nah, keputusan ini lah yabg menurut saya kurang tepat. Supir-supir ini kalo disebar nanti malah nyebabin kelakuan buruk 05 ini nyebar ke angkot-angkot lain dong. Menurutku.
Selain itu, barusan saya lihat di jalan, angkot 08 sendiri kelakuannya engga lebih baik tuh dari 05 tuh.
So, bedanya apa?
Malah memperburuk kalo misalkan yang saya takutkan menyebar itu benar.
Ya semoga saya salah dan semoga keputusan pemerintah lah yang tepat.
Saya hanya berharap yang terbaik untuk semua pihak, untuk kota ini, untuk Indonesia.

Manajemen Konflik – Akomodasi

Dalam proses penyelesaian suatu masalah ada empat cara penyelesaian:
1. Menang – Menang (kolaborasi)
2. Menang – Kalah (persaingan)
3. Kalah – Menang (akomodasi)
4. Kalah – Kalah (mengatasi konflik)
Empat gaya tersebut bisa kita pakai dalam menyelesaikan suatu konflik. Tiap gaya ada kelebihan dan kekurangannya tentu. Dan kita harus bijak menilai posisi kita dan juga rekan kita. Jangan sampai gaya yang kita pilih malah menimbulkan konflik yang baru.
Nah, yang mau saya bahas di sini yang nomor tiga nih, gaya mengakomodasi.
Di situ kita berposisi sebagai yang kalah dan pihak lain yang menang. Yah kok kalah? Bukan kalah sebenernya, tapi mengalah. Mengalah karena kita tau bahwa kalo kita menang, malah konflik baru muncul dan kemajuan bersama menjadi terhambat. Jadi di sini yang ditekankan adalah kemajuan bersama. Biarin kita sakit, makan hati karena harus kalah, tapi yang terpenting adalah kemajuan bersama secara umum bisa terlaksana.
Kita pasti bakal dapet balesan dari apa yang kita usahakan kok. Kalo niat dan tujuan kita baik, mau caranya kita harus kalah juga gapapa. InsyaAllah tujuan bakal tercapai kok 😀